Signal Todays

Main Menu

  • Beranda
  • News
  • Pendidikan
  • Loker
  • Olahraga
  • Politik
  • Lifestyle
    • Film
    • Kesehatan
    • Tips and Trik
  • Traveller
  • UMKM
  • Opini
    • Cendekia
Sign in / Join

Login

Welcome! Login in to your account
Lost your password?

Lost Password

Back to login

logo

Header Banner

Signal Todays

  • Beranda
  • News
  • Pendidikan
  • Loker
  • Olahraga
  • Politik
  • Lifestyle
    • Film
    • Kesehatan
    • Tips and Trik
  • Traveller
  • UMKM
  • Opini
    • Cendekia
  • Syifa Ramadhani Mahasiswi UMSU Raih Juara 1 BSI Star Karawang

  • 7 Keunikan Kota Karawang yang Perlu Diketahui

  • Waktu Mustajab di Hari Jumat: Doa Lebih Mudah Dikabulkan

  • Logo HUT RI 80 Kemerdekaan Republik Indonesia: Simbol Persatuan dan Arah Masa Depan

  • Kenali 4 Tipe Pengunjung Mall: Kamu Termasuk yang Mana?

  • 7 Tips Merawat Ikan Hias agar Tetap Sehat dan Indah

  • Napak Tilas Syekh Quro di Karawang: Jejak Penyebaran Islam di Tanah Jawa

  • 7 Fakta Menarik Tentang Stasiun Kereta Cepat Karawang

  • Call for Paper Jurnal JUSTIFI Vol. 5 No. 2 Tahun 2025

  • Waspada! Ini 7 Tips Antisipasi Musim Banjir yang Perlu Kamu Lakukan Sejak Dini

Lifestyle
Home›Tips & Trik›Lifestyle›Damar Kambang : Tradisi Sakral Masyarakat Madura

Damar Kambang : Tradisi Sakral Masyarakat Madura

By Daya
18 June 2021
548
0
Share:

Signaltodays.com_ Sebuah Resensi Novel Damar Kambang oleh Rik Rik Fuad Wahab. Sebuah karangan prosa bercerita tentang tradisi nusantara mengandung banyak makna dan pesan moral yang tersirat dalam setiap bait.

Judul                       : Damar Kambang
Pengarang              : Muna Masyari
Penyunting             : Udji Kayang
Penata Letak          : Teguh Tri Erdyan
Perancang Sampul: Teguh Tri Erdyan
Penerbit                  : Kepustakaan Populer Gramedia
Tebal                        : vii + 200 hlm
Rilis                         : Desember 2020

 

Damar kambang sebuah novel karya Muna Masyari nama pena dari Munawaro M, diterbitan pada bulan Desember 2020 oleh Kepustakaan Popular Gramedia, jumlah total halaman 200 halaman yang mana bisa dibaca untuk sekali duduk.

Damar kambang bercerita tentang budaya Madura, khususnya dalam adat pernikahan yang mana saya sangat beruntung bisa mengetahui budaya tersebut meskipun dalam bentuk novel, terus terang saya sama sakali baru mengenal budaya hantaran yang begitu sakralnya dikalangan masyarakat Madura.

Di awal cerita memang sudah nampak jelas bahwa pergulatan cerita ini akan penuh dengan teka teki karena pada bab awal yang berjudul Gubeng diakhiri dengan cerita yang menggantung, yang mana bab selanjutnya yaitu Mokka Blabar menjadi titik awal penceritaan Chebing salah satu tokoh utama ini berlangsung.

Buku ini terdiri dari 12 bab:

  1. Gubeng
  2. Mokka Blabar
  3. Balik Perahu
  4. Angin Kiriman
  5. Damar Kembang Kedua
  6. Pemetik Daun Muda
  7. Kenangan Hitam
  8. Kembang Rahasia
  9. Pilihan Diatas Nampan
  10. Layang-layangan Tersangkut Diranting
  11. Menyusuri Jejak
  12. Menuai Buah Berduri

Penjelasan secara rinci dalam adat pernikahan budaya Madura sangat jelas dalam novel ini, saya ambil contoh ketika persiapan Chebing menikah dengan Kecong, penulis benar-benar menulis dengan rinci penggambaran keadaan, sosok, lokasi dalam pelaksanaan pernikahan seakan-akan kita benar-benar berada dalam situsai tersebut.

Kalau novel ini dibuat film sih kayaknya bagus banget karena sangat visual sekali, semoga ya mba Muna M, suatu hari nanti novel ini bisa berpindah medium ke film, Aamiin. Semoga Sutradara nya oleh mas Riri Reza dan Mira Lesmana sebagai produser nya.

Isu yang penulis ingin sampaikan Damar Kambang mengenai pernikahan dini dibawah umur, yang mana Chebing salah satu tokoh ini masih berusia 14 tahun kemudian isu patriarki

Hak perempuan dalam hal memilih memang sangat sulit sekali kalau kita lihat dalam novel ini, dimana suara perempuan sama sekali tidak didengar

Naas sekali memang kalau saya merasakan dalam posisi Chebing selalu menjadi korban tidak bisa berbuat apa2

Cerita dalam novel ini di dominasi oleh keputusan-keputusan kaum laki-laki sebagaimana tadi saya sampaikan bahwa novel ini mengangkat salah satunya tentang isu patriarki, disini ayah Chebing, Kecong dan ayah Kecong memiliki suara terbanyak dalam setiap pengambil keputusan

Kemudian yang menjadi akar permasalahan dari semua cerita ini adalah kesalahpahaman antara orang tua dari kedua mempelai, atau lebih tepatnya tidak ada pembicaraan yang saling terbuka, memang tradisi adat mengenai gengsi dan ego sangatlah sulit untuk diubah di kalangan masyarakat kita. Pertanyaan nya apa sih yang menjadi akar permasalahan nya? Maka yang penasaran boleh langsung baca, bisa digital atau fisik, saya pun baca nya melalui Gramedia digital.

Bab yang paling suka adalah Mokka Blabar, karena ini awal dari segala cerita, kemudian ada adegan dimana Chebing ketika bersama ibu perias yang menjelaskan simbol dari damar kambang itu sendiri, penjelasan mengenai wadah, minyak kelapa, pelepah pohon pisang, pintalan kapas dan api

Quote yang paling saya suka adalah “Orangtua tidak akan melepas anak gadisnya untuk lelaki yang tidak membawa rumah, karena sama artinya memeberikan burung pada tuan yang tak memiliki sangkar. Ketika dipegang kuat, ia akan tersiksa. Tapi jika pegangannya tidak kuat, ia mudah lepas. Itulah kenapa burung yang sudah bertuan membutuhkan sangkar“

Ada beberapa catatan saya ketika menyelesaikan novel ini, tanpa mengurangi rasa hormat saya pada penulis:

Pertama, mengenai kosakata Madura dalam novel ini yang disimpan di glosarium dibandingkan di tulis di catatan kaki, bagi saya yang tak mengenal sama sekali mengenai bahasa ataupun budaya Madura sangat dimudahkan sekali jika kosakata Madura tersebut disajikan dalam bentuk catatan kaki sehingga tidak usah bulak balik ke halaman belakang untuk mengecek glosariumnya.

Baca Juga : Cara Membuat Page Facebook di smartphone

Kedua, ada beberapa sudut pandang dalam cerita ini, beberapa kali saya salah menduga siapa yang sedang berbicara, apakah ini Chebing, ibu Kacong atau Nyai Marinten.

Ketiga, ceritanya kalau bisa diperpanjang mungkin akan memenuhi rasa penasaran selanjutnya karena diakhir-akhir saya merasa novel ini serasa terburu-buru untuk cepat berakhir.

TagsDamar KambangPernikahan Mudaresensi novelTradisi madura
Previous Article

Sinergi MAN 4 Karawang dan Universitas BSI ...

Next Article

Kebakaran ! PT Dunia Daging Food Industri ...

0
Shares
  • 0
  • +
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0

Daya

Related articles More from author

  • 4 Waktu Mustajab di Hari Jum,at
    Lifestyle

    4 Waktu Mustajab di Hari Jum’at

    3 February 2023
    By Daya
  • LifestyleTips & Trik

    Kopi dan Teh tenyata bisa buat meditasi, Yuk Coba !

    12 March 2021
    By Daya
  • KesehatanLifestyle

    6 Manfaat Buah Lemon untuk Kecantikkan

    5 November 2021
    By Daya
  • 8 Serba Serbi Bulan Februari
    Lifestyle

    8 Serba Serbi Bulan Februari

    2 February 2023
    By Daya
  • Lifestyle

    Spiderman No Way Home Raup Untung Besar

    4 January 2022
    By Daya
  • Sheila On 7 menostalgiakan Jakarta di Akhir Pekan
    Lifestyle

    Sheila On 7 menostalgiakan Jakarta di Akhir Pekan

    31 January 2023
    By Daya

Artikel Terbaru

  • 11 August 2025

    Syifa Ramadhani Mahasiswi UMSU Raih Juara 1 BSI Star Karawang

  • 11 August 2025

    7 Keunikan Kota Karawang yang Perlu Diketahui

  • 25 July 2025

    Waktu Mustajab di Hari Jumat: Doa Lebih Mudah Dikabulkan

  • 24 July 2025

    Logo HUT RI 80 Kemerdekaan Republik Indonesia: Simbol Persatuan dan Arah Masa Depan

  • 23 July 2025

    Kenali 4 Tipe Pengunjung Mall: Kamu Termasuk yang Mana?

logo

SignalTodays adalah situs berita online Indonesia yang dipublikasikan oleh PT. Signal Indonesia.

Situs berita online dengan tagline “Transparan dan Terpercaya”

Tentang Kami

  • Informasi Publish Berita : 0812 81818 516
  • info@signaltodays.com
  • Tim Redaksi

Ikuti Kami

  • Tim Redaksi
© Copyright SignalTodays. All rights reserved.