Review Film Ali & Ratu Ratu Queen
Signaltodays.com_ Bahasan pekan kali ini bertema film keluarga yang asyik karena menyentuh semua aspek emosi para penonton ada sedih,humor dan tentunnya pelajaran yang bisa diambil dari segala sisi, yuk kita simak review film oleh Rikrik Fuad Wahab.
Review film: Ali & Ratu-Ratu Queens, Dilan mencari Ibu kandung
Ali dan Ratu – Ratu Queens semula akan tayang di bioskop pada tahun 2020 namun kandas karena pandemi, akhirnya dirilis melalui channel Netflix pada tanggal 17 Juni 2021, dengan durasi 100 menit.
Joko Anwar, salah satu sutradara terkenal Indonesia, mengungkapkan kekagumannya setelah menonton film ini melalui Instagram: “Saya menangis, saya tertawa. Hati saya penuh perasaan. Begitu tulus. ‘Ali & Ratu-Ratu Queens’ adalah salah satu film Indonesia terbaik yang saya miliki pernah tonton”
Ali dan Ratu-Ratu Queens disutradarai oleh Lucky Kuswandi dan ditulis oleh Gina S. Noer.
Bagi yang sudah menonton Dua Garis Biru karya Gina S. Noer pasti akan merasakan formula yang sama di film Ratu Ali & Ratu-Ratu Queens.
Ali & Ratu-Ratu Queens bercerita tentang pencarian seorang anak remaja usia 17 tahun, Ali (Iqbaal Ramadhan) mencari ibu kandungnya, Mia (Marissa Anita) di kota New York, Amerika Serikat.
Iqbaal Ramadhan adalah seorang personil grup vocal band cilik yang jaya di masa nya yaitu Cowboy Junior yang sekarang sudah beranjak dewasa dan banyak mendapatkan peran film, salah satu yang paling melekat peran nya adalah ketika memainkan peran Dilan.
Selain Iqbal Ramadhan, film ini dibintangi sederet “tante-tante” aktor terkenal Indonesia seperti: Nirina Zubir, Happy Salma, Tika Panggabean dan Asri Welas serta ada juga artis muda berbakat Aurora Ribero.
Selain Aurora Ribero mengisi soundtrack film ini, berjudul Never Look Back, penyanyi luar negeri Billie Eilish ikut juga mengisi soundtrack film ini melalui lagu I love You.
Soundtrack dalam film Ali & Ratu-Ratu Queens sangat empuk ditelinga bila disandingkan disetiap frame pemutaran film ini.
Penataan warna dan pengambilan gambar kota New York sangat apik dan memanjakan mata bagi para penonton.Tidak luput juga animasi yang ikut menguatkan cerita dalam film ini karya Pinot, animator asal Indonesia yang mendunia yang sekarang tinggal di New York.
Riview film ini juga dapat dinikmati di channel youtube Rik Rik Fuad Wahab
Film ini menceritakan sedikit gambaran Imigran asal Indoesia yang berjuang hidup dengan segala profesinya di kota New York, Amerika Serikat, bila ada yang masih mengingat film Minggu Pagi di Victoria Park tahun 2010 sutradara Lola Amaria, film ini pun menceritakan kehidupan para TKI diluar negeri dengan segala permasalahan nya.
Cerita selanjutnya akan mengandung spoiler, tidak disarankan bagi kalian yang tidak suka spoiler/ bocoran cerita film, pembenci spoiler bisa langsung lanjut ke pembahasan selanjutnya setelah paraghraf berikut
Ali & Ratu-Ratu Queens bercerita tentang Ali (Iqbaal Ramadhan), seorang remaja usia 17 tahun yang mencari ibunya di kota New York, Amerika Serikat. Ali dan ayahnya ditinggal pergi oleh ibunya. Mia (Marissa Anita) ketika Ali masih kecil di Indonesia, ke kota yang tidak pernah tidur untuk mengejar mimpinya menjadi penyanyi kelas dunia.
Sepeninggal ayahnya, Ali tidak sengaja menemukan banyak surat dan sebuah tiket pesawat ke Amerika Serikat yang dikirim ibunya sudah lama di sebuah laci kamar, ternyata sang ayah sengaja menyembunyikan dan tidak memberi tahu Ali tentang tiket tersebut sekaligus menjadi bukti bahwa ibunya pernah meminta Ali dan ayahnya untuk menyusul ke New York dan juga bukti bahwa ibunya masih peduli ke AlI, tidak seperti yang keluarganya selalu sampaikan bahwa ibunya sudah tidak peduli terhadap Ali.
Dengan ditemukannya surat- surat dan tiket tersebut menambah kepercayaan Ali untuk pergi ke Amerika menemui ibunya, karena menurutnya ibunya masih peduli dan tidak meninggalkan Ali begitu saja.
Semula kepergian Ali ditolak oleh Bude Ali yang diperankan dengan apik oleh Cut Mini, karena keluarga sudah menganggap ibu Ali dengan sengaja meninggalkan keluarga.
Ali pergi ke kota New York dengan uang dari hasil rumah yang dia sewakan.
Sesampainya di kota New York, Ali mengunjungi apartemen tempat ibunya dulu tinggal yaitu di daerah Queens, sayangnya sang ibu sudah lama tidak tinggal di tempat itu.
Beruntungnya Ali bertemu tante Party yang dulu pernah satu apartemen dengan ibunya.
Perjalanan Ali mencari ibunya dimulai bersama dengan 4 tante-tante yang tinggal di apartemen tersebut yaitu: tante Party, tante Ajeng, tante Chinta, tante Biyah.
Ali (Iqbaal Ramadhan) yang memiliki karakter kalem dan polos berbeda dengan tante Ajeng (Tika Panggabean) yang cenderung cepat marah, ada juga tante Party (Nirina Zubir) yang memiliki karakter keibuan, kemudian tante Chinta (Happy Salma) memiliki karakter feminim dan yang terakhir adalah tante Biyah (Asri Welas) yang memiliki karakter blak-blakan namun penyayang. Dan satu lagi Eva (Aurora Ribero) yang merupakan putri dari tante Ajeng.
“Tante-tante” yang membantu dalam pencarian ibu Ali memiliki pekerjaan yang berbeda untuk bertahan di New York City, namun memiliki satu tujuan yang sama yaitu membuka restoran di Queens.
Baca Juga : Serba Serbi Dan Resensi Film Brick Mansions
Untuk memenuhi cita-cita para tante ini, mereka mengumpulkan sedikit demi sedikit rupiah namun tetap saja kurang, beruntungnya Ali datang sehingga mereka memiliki ide dengan meminta biaya sewa ke Ali selama tinggal di apartemen tersebut dan dijanjikan akan dibantu mencari ibunya.
Pertanyaan selanjutnya, dapatkah Ali menemukan ibunya yang telah lama hilang dengan bantuan “tante-tante” tersebut?
Dan bagaimanakah hubungan Ali dan Eva? Untuk yang sudah penasaran mengenai kelanjutan dan proses pencarian Ali dan ibunya bisa langsung streaming di Netflix.
Beberapa catatan tentang film Ali & Ratu Ratu Queens.
Pertama, dengan banyaknya karakter dalam film ini, diperlukan cara yang jitu untuk menjelaskan setiap karakter sehingga setiap karakter mendapatkan porsi peran yang sesuai dengan keseluruhan cerita, ini menyebabkan penjelasan disetiap karakter kurang kuat.
Kedua, fokus cerita dalam film Ali dan Ratu – Ratu Queens terbagi bagi menjadi beberapa cerita, yaitu Ali mencari ibunya, kompleksitas cerita tante-tante yang membantu Ali, dan cerita asmara Ali dengan Eva putri tante Ajeng, ini menyebabkan saya selaku penonton mendapatkan kompleksitas cerita dan puncak dari setiap masalah terasa setengah-setengah.
Ketiga, ada satu editing video yang terlepas dari mata sang editor film yaitu pada menit ke 19 diantara detik ke 35-40, ketika Ali sampai di perkotaan New York ada warga asli disana yang tak sengaja mau lewat ke lokasi syuting namun warga tersebut sesegera mungkin menghindari kamera karena tersadar ada proses syuting disana.
Terlepas dari itu semua, saya merasa bangga perfilman Indonesia kembali bangkit dan menyeruak meskipun tahun 2020 dan 2021 tidak berpihak bagi semua industri. Sumber gambar diambil dari akun instagram @palarifilm Terimaksih.