Lautan Kayu Gelondongan Tertahan di Bangunan Pesantren, Banjir Aceh Tamiang Jadi Sorotan

signaltodays.com_Banjir Aceh Tamiang kembali menjadi sorotan publik setelah banjir bandang membawa ribuan kayu gelondongan dan menumpuk di kawasan permukiman warga. Peristiwa ini terjadi ketika arus banjir dari hulu sungai mengalir deras hingga menyeret batang-batang kayu berukuran besar. Menariknya, sebagian besar kayu gelondongan tersebut tertahan di kompleks sebuah pondok pesantren, sehingga membentuk pemandangan yang disebut warga sebagai “lautan kayu”.
Berdasarkan laporan lapangan, bangunan pesantren justru berperan layaknya benteng alami. Kayu-kayu besar yang terbawa banjir tertahan di area pesantren dan tidak melaju lebih jauh ke pemukiman padat penduduk. Kondisi ini dinilai turut mengurangi risiko kerusakan yang lebih parah di wilayah sekitar.
Kayu Menumpuk Hingga Beberapa Meter
Tumpukan kayu gelondongan terlihat memenuhi halaman dan sisi bangunan pesantren dengan ketinggian bervariasi. Di beberapa titik, kayu bahkan menumpuk hingga beberapa meter, menyulitkan proses pembersihan pascabanjir. Warga setempat bersama aparat dan relawan masih berupaya membersihkan area tersebut secara bertahap.
Baca Juga: Bencana Banjir dan Longsor di Sumatra Tewaskan 731 Jiwa, Lebih dari 3,2 Juta Warga Terdampak
Selain merusak akses jalan, tumpukan kayu juga berdampak pada aktivitas warga dan santri. Beberapa fasilitas umum dilaporkan terganggu, termasuk aliran listrik dan distribusi air bersih di sejumlah wilayah terdampak banjir Aceh Tamiang.
Dugaan Kerusakan Lingkungan Jadi Perhatian
Peristiwa banjir yang disertai kayu gelondongan dalam jumlah besar ini kembali memunculkan kekhawatiran terkait kondisi lingkungan di wilayah hulu sungai. Banyak pihak menilai, fenomena tersebut tidak bisa dilepaskan dari kerusakan ekosistem dan berkurangnya kawasan resapan air.
Kayu-kayu yang hanyut diduga berasal dari wilayah hulu yang mengalami tekanan lingkungan cukup tinggi. Meski demikian, pihak berwenang masih melakukan penelusuran lebih lanjut untuk memastikan asal-usul kayu gelondongan tersebut.
Upaya Penanganan dan Mitigasi Bencana
Pemerintah daerah bersama instansi terkait terus melakukan penanganan darurat, termasuk pembersihan material banjir dan pendataan kerusakan. Fokus utama saat ini adalah memulihkan akses warga, memastikan keselamatan lingkungan pesantren, serta mencegah banjir susulan.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan lingkungan dan daerah aliran sungai secara berkelanjutan. Tanpa upaya mitigasi yang serius, risiko banjir bandang dengan dampak besar dikhawatirkan akan terus berulang di wilayah rawan seperti Aceh Tamiang.
Banjir Aceh Tamiang dengan lautan kayu gelondongan yang tertahan di bangunan pesantren tidak hanya menjadi peristiwa bencana, tetapi juga sinyal peringatan. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan untuk menjaga keseimbangan alam demi keselamatan bersama.





