Kebiasaan Penggunaan Tanah Irigasi di Kabupaten Karawang: Studi Mendalam

Oleh Suhardi | Dosen UBSI Karawang
signaltodays.com_Kabupaten Karawang dikenal sebagai lumbung padi Jawa Barat, dengan produksi gabah kering panen mencapai lebih dari 1,3 juta ton per tahun dan total luas sawah irigasi sekitar 94.500 hektare republika.id. Porsi lahan pertanian mencapai sekitar 63%, membuktikan dominasi sektor agraria dalam penggunaan ruang Karawang Eprints Undip. Tanah irigasi Karawang dengan kondisi geografis dataran rendah dan dekat dengan pantai menjadikan sistem irigasi sebagai tulang punggung ketahanan pangan lokal E-Journal Fisip Unjani.
Sistem Irigasi dan Pemanfaatan Air
Salah satu sistem irigasi utama adalah Daerah Irigasi Parakan Badak dengan luas sekitar 167 hektare, terdiri dari beberapa saluran irigasi tersier seperti BPB 1 KI, BPB 2 KI, dan BPB 4 KI Jurnal Polbangtan Manokwari. Pemanfaatan air irigasi di Karawang semakin efisien melalui pompanisasi dalam Program Percepatan Area Tanam (PAT), yang telah mencapai 100% target irigasi pada lahan seluas 2.895 hektare BBPP Ketindan. Ini menunjukkan kebiasaan adaptif petani dalam memanfaatkan teknologi sederhana untuk menjamin ketersediaan air.
Ekonomi Pertanian dan Stabilitas Pangan
Karawang secara konsisten surplus beras; dengan rata-rata produksi gabah 1,3 juta ton, kebutuhan lokal sekitar 220 ribu ton saja republika.id. Fakta ini menggarisbawahi pentingnya tanah irigasi sebagai penopang produksi pangan nasional dan regional. Kebiasaan petani menggunakan sistem irigasi untuk menanam padi secara kontinu sangat strategis dalam menjaga kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
Tantangan Alih Fungsi Lahan dan Urbanisasi
Meski tanah irigasi Karawang amat luas, lahan pertanian Karawang terus berkurang akibat alih fungsi ke industri, residensial, dan komersial. Dari periode 2000–2023, luas lahan pertanian menurun dari sekitar 116.000 hektare menjadi 87.000 hektare (LP2B) Antara News. Kecamatan seperti Purwasari mencatat konversi lahan terbesar, karena dorongan urbanisasi, investasi, dan ketersediaan lahan terbatas Jurnal Universitas Galuh. Fenomena ini sebenarnya mengikis kesempatan petani lokal memanfaatkan tanah irigasi secara optimal.
Persepsi dan Tradisi Petani
Secara budaya, petani di Karawang menunjukkan kedisiplinan tinggi dalam menjaga sistem irigasi. Mulai dari gotong royong memperbaiki saluran hingga pemanfaatan jadwal irigasi secara bergilir. Tradisi ini mendukung keberlanjutan lahan dan produktivitas pertanian. Namun, tekanan ekonomi dan perubahan demografis harus diwaspadai agar kebiasaan tradisional ini tidak cepat pudar.
Kebiasaan penggunaan tanah irigasi di Karawang adalah kombinasi efisiensi, tradisi, dan respons terhadap tuntutan pangan. Untuk mempertahankan hal ini, perlunya kebijakan kuat dari pemerintah daerah, seperti insentif pertanian, konservasi lahan, dan pembatasan alih fungsi. Pelestarian lahan irigasi tetap menjadi kunci mempertahankan peranan Karawang sebagai lumbung padi andalan Jawa Barat dan Indonesia.