Normalisasi sungai, Dinas PUPR Karawang turunkan 2 Unit Eskavator Sekaligus
Karawang – Ratusan warga berkerumun sepanjang sungai cilebar menyaksikan alat berat pengeruk (eskavator) apung mengangkat lumpur dan sampah dari dasar sungai, tak pelak arus lalu lintas jalan setempat tersendat akibat kerumunan warga. Dua unit eskavator dikirim oleh pemerintah kabupaten Karawang demi menormalkan sepanjang aliran sungai cilebar-rawamerta. (23/10)
Sungai yang menjadi andalan sistem pengairan area persawahan di 3 kecamatan yakni rawamerta-cilebar-tempuran menjadi fokus utama program normalisasi sungai pemerintah kabupaten Karawang. Pasalnya selain musim penghujan sudah tiba. Sungai tersebut mudah sekali mengalami pendangkalan akibat sedimen dan pondasi sungai tidak kokoh dan banyaknya gulma eceng gondok, terlebih kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai.
Eskavator sudah memulai pengerukan dari satu hari sebelumnya dan direncanakan akan dilakukan selama sepekan, pengerukan ini dilakukan dengan tujuan sungai dapat menampung lebih banyak debit air saat musim penghujan tiba dan memperbaiki kualitas air sehingga ekosistem yang ada di dalamnya terjaga dan juga warga dapat memanfaatkan airnya untuk keperluan rumah tangga seperti mencuci dan mandi warga sekitar untuk warga yang belum memiliki sumber air dari sumur tanah.
Namun Pengerukan dasar sungai yang dilakukan di desa ciptamargi ini bukan tanpa kendala salah satunya warga yang menyaksikan berlangsungnya proyek terlalu dekat dengan eskavator sehingga operator harus hati-hati sekali dalam menjalankan tugas dan lagi sepanjang sungai banyak sekali bangunan tanpa izin seperti jembatan dan tempat kakus milik warga sekitar yang belum membongkarnya, padahal sudah ada pemberitahuan sebelumnya oleh pihak kelurahan.
Kurtubi (42) salah satu aparat desa menuturkan dengan adanya pengerukan ini saya dan jajaran pemerintahan desa akan menghimbau kepada warga untuk menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang sampai di sungai, karena kita sadar sungai adalah sumber penghidupan bagi warga sekitar dan berharap pengerukan sungai ini dilakukan berkala tidak hanya menjelang musim hujan saja, karena sungai ini menjadi andalan petani setempat untuk sistem pengairan sawah mereka dan usaha lainnya.
Hal serupa juga dituturkan oleh karyadi (35) kita sadar terlalu menyepelekan masalah sampah pada akhirnnya membuat sungai tercemar dan itu berdampak pada kualitas air yang semakin memburuk.
Ritno Subagja salah satu pelaksana proyek menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kegian rutin menjelang musim penghujan hasil kerjasama dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (PUPR) kabupaten karawang sebgai antisipasi luapan air hujan ke permukiman warga.
“ hanya saja kita terkendala penjadwalan eskvator yang mengakibatkan kegiatan normalisasi sungai ini terkesan terlambat, namun kami tetap akan mengerjakannya sebaik mungkin demi kenyamanan dan keselamatan warga saat musim penghujan” paparnya pada signaltodays.com, kemarin (22/10/2020)