Dampak Negatif Screen Time Berlebihan bagi Anak dan Tantangan Pola Asuh di Era Digital

signaltodays.com_Perkembangan teknologi digital membawa perubahan besar dalam kehidupan anak-anak. Gawai, tablet, televisi, hingga laptop kini menjadi bagian dari aktivitas harian, baik untuk hiburan maupun pembelajaran. Namun, di balik kemudahan tersebut, screen time berlebihan pada anak mulai menjadi perhatian serius para ahli kesehatan, pendidik, dan orang tua. Screen time merujuk pada durasi waktu anak terpapar layar digital, dan jika tidak dikontrol dengan baik, dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi tumbuh kembang anak.
Berbagai penelitian dari lembaga kesehatan dunia menunjukkan bahwa anak-anak yang terlalu lama menatap layar cenderung mengalami gangguan fisik, kognitif, emosional, hingga sosial. Kondisi ini menjadi tantangan nyata di tengah tuntutan digitalisasi pendidikan dan gaya hidup modern.
Dampak Negatif Screen Time terhadap Kesehatan Fisik Anak
Salah satu dampak paling nyata dari screen time berlebihan pada anak adalah gangguan kesehatan fisik. Anak yang terlalu lama duduk di depan layar berisiko mengalami penurunan aktivitas fisik, yang berujung pada obesitas dini. Kurangnya gerak juga memengaruhi perkembangan motorik kasar dan kebugaran tubuh anak.
Selain itu, paparan layar dalam waktu lama dapat menyebabkan gangguan penglihatan seperti mata lelah, mata kering, hingga penurunan ketajaman visual. Cahaya biru dari layar gawai juga diketahui dapat mengganggu ritme tidur anak. Anak yang terbiasa menggunakan gadget sebelum tidur cenderung mengalami kesulitan tidur, kualitas tidur menurun, dan mudah lelah di siang hari.
Pengaruh Screen Time terhadap Perkembangan Otak dan Kognitif
Dari sisi kognitif, screen time yang tidak terkontrol dapat menghambat perkembangan otak anak, terutama pada usia dini. Otak anak membutuhkan stimulasi langsung melalui interaksi sosial, eksplorasi lingkungan, dan permainan aktif. Ketika waktu tersebut digantikan oleh layar, kemampuan berpikir kritis, konsentrasi, dan daya ingat anak dapat terganggu.
Sejumlah studi psikologi perkembangan menyebutkan bahwa anak dengan screen time tinggi cenderung memiliki rentang perhatian lebih pendek. Mereka lebih mudah terdistraksi dan kesulitan fokus dalam aktivitas belajar yang membutuhkan konsentrasi jangka panjang, seperti membaca atau menyelesaikan tugas sekolah.
Dampak Emosional dan Sosial Screen Time Berlebihan
Tidak hanya berdampak pada fisik dan kognitif, dampak negatif screen time bagi anak juga terlihat pada aspek emosional dan sosial. Anak yang terlalu sering berinteraksi dengan layar berpotensi mengalami keterlambatan kemampuan komunikasi. Mereka lebih jarang berlatih berbicara, mengekspresikan emosi, dan memahami bahasa tubuh orang lain.
Baca Juga: Siswa Sekolah Al Iman Kumpulkan dan Salurkan Donasi untuk Korban Bencana Sumatera
Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan bersosialisasi anak. Anak menjadi kurang peka terhadap lingkungan sekitar, sulit bekerja sama, dan cenderung menarik diri. Bahkan, beberapa penelitian mengaitkan screen time berlebihan dengan meningkatnya risiko kecemasan, emosi tidak stabil, dan perilaku agresif.
Peran Orang Tua dan Lingkungan Pendidikan
Menghadapi tantangan screen time, peran orang tua dan lingkungan pendidikan menjadi sangat krusial. Orang tua perlu menetapkan batasan waktu penggunaan gadget sesuai usia anak serta memberikan contoh penggunaan teknologi yang sehat. Pendampingan saat anak menggunakan perangkat digital juga penting agar konten yang dikonsumsi sesuai dengan nilai edukatif.
Sekolah dan institusi pendidikan juga memiliki tanggung jawab dalam memberikan literasi digital yang seimbang. Pemanfaatan teknologi sebaiknya diarahkan untuk mendukung pembelajaran aktif, bukan menggantikan interaksi manusia. Edukasi tentang dampak screen time perlu disampaikan secara berkelanjutan kepada siswa dan orang tua.
Baca Juga: Tips Kesehatan Ala Mahasiswa: Tetap Bugar, Produktif, dan Fokus di Tengah Padatnya Kuliah
Menemukan Keseimbangan di Era Digital
Screen time bukanlah hal yang sepenuhnya negatif jika digunakan secara bijak. Teknologi dapat menjadi alat belajar yang efektif ketika dikombinasikan dengan aktivitas fisik, interaksi sosial, dan pengawasan yang tepat. Kunci utamanya adalah keseimbangan.
Dengan pemahaman yang baik tentang dampak negatif screen time berlebihan pada anak, diharapkan orang tua, pendidik, dan masyarakat mampu menciptakan lingkungan digital yang sehat. Kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan institusi pendidikan tinggi seperti Universitas Bina Sarana Informatika Bekasi menjadi langkah penting dalam membentuk generasi yang cerdas, sehat, dan adaptif di era digital.





