Tren Penggunaan QRIS Bagi Generasi Z: Peluang dan Tantangan
Oleh: Imelda Sari |Mahasiswi Program Studi Doktor Ilmu Manajemen Universitas Negeri Jakarta
Munculnya teknologi keuangan (fintech) telah membawa perubahan signifikan pada lanskap metode pembayaran di Indonesia, terutama dengan diperkenalkannya QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). QRIS merupakan pendekatan pembayaran digital standar yang memanfaatkan teknologi QR Code yang dikembangkan oleh Bank Indonesia untuk meningkatkan efisiensi dan mendorong inklusi keuangan. Penggunaan pemindaian kode QR untuk transaksi menampilkan sistem pembayaran berbasis server utama. Platform pembayaran khusus ini berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital, yang secara resmi diluncurkan pada Januari 2020.
Metode pembayaran yang andal ini dirancang untuk menyederhanakan transaksi elektronik dengan menggunakan kode QR tunggal yang menggabungkan berbagai pilihan pembayaran digital, membuatnya nyaman dan aman. Saat ini, Kode Respon Cepat (kode QR) telah mendapatkan popularitas untuk transaksi keuangan. Kode QR, yang merupakan kombinasi kotak hitam dan putih dengan kotak kecil di dalamnya, menyimpan berbagai data seperti angka, huruf, dan simbol. Setelah dipindai, sistem secara efisien memecahkan kode informasi yang tertanam dalam kode QR.
Generasi Z, karena kecintaan mereka pada kemajuan teknologi, memainkan peran penting dalam meningkatnya popularitas sistem pembayaran QRIS di Indonesia. Banyak penelitian menunjukkan bahwa minat Generasi Z dalam memanfaatkan QRIS dibentuk oleh berbagai faktor seperti kegunaan yang dirasakan, kemudahan penggunaan yang dirasakan, kepercayaan, pengaruh sosial, promosi, dan risiko.
Studi Nadinta & Kusumawati (2023) berfokus pada populasi Generasi Z di daerah Bandung dan Jabodetabek yang aktif menggunakan QRIS. Peserta sebanyak 205 individu dari Generasi Z yang menggunakan sistem pembayaran QRIS di daerah tersebut. Penelitian ini menyelidiki bagaimana kegunaan, aliran, kepuasan, dan kesetiaan yang dirasakan memengaruhi perilaku pelanggan Generasi Z menggunakan QRIS. Studi ini mengungkapkan semakin populernya QRIS di kalangan Generasi Z di Indonesia.
Selain itu, menggunakan QRIS membawa rasa kepuasan yang mampu meningkatkan loyalitas pelanggan dan mendorong Generasi Z untuk terus menggunakannya. Mareta & Meiryani (2023) melakukan penelitian di Indonesia untuk mengeksplorasi seberapa tertarik Generasi Z dalam menggunakan QRIS untuk transaksi e-wallet. Penelitian mereka mengungkapkan bahwa faktor-faktor seperti kegunaan QRIS, kemudahan penggunaan, pengaruh teman sebaya, dan kegiatan promosi semuanya berkontribusi positif terhadap kesediaan individu muda untuk mengadopsi QRIS untuk pembayaran e-wallet di Indonesia. Di sisi lain, penelitian ini juga menyoroti bahwa Generasi Z di Indonesia memiliki kekhawatiran tentang potensi risiko yang terkait dengan QRIS, yang mungkin menghambat antusiasme mereka untuk menggunakannya sebagai metode pembayaran.
Dari beberapa literature terkait, dapat disimpulkan beberapa peluang dan tantangan penggunaan QRIS di kalangan anak muda:
Peluang penggunaan QRIS:
- Kemudahan penggunaan dan kegunaan
QRIS dirancang khusus untuk merampingkan proses pembayaran dengan memindai kode QR secara langsung, sehingga meningkatkan kecepatan dan kenyamanan transaksi. Generasi muda dibebaskan dari kerumitan membawa uang tunai atau kartu kredit, yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi transaksi. Kenyamanan dan efisiensi yang ditawarkan oleh QRIS sejalan dengan preferensi dan kebutuhan demografis kaum muda, terhubung dengan gaya hidup yang paham teknologi dari mereka yang merangkul teknologi.
- Generasi Z menunjukkan kecenderungan alami untuk merangkul teknologi baru.
Kaum muda unggul dalam menavigasi dunia digital, memanfaatkan kenyamanan, interaksi, dan aspek menarik dari kemajuan teknologi seperti media sosial dan smartphone. Kelompok ini dikenal karena keinginan mereka untuk menyambut teknologi baru, memilih belajar mandiri sebagai cara untuk mendapatkan pengetahuan dan memahami cara kerja teknologi yang muncul. Keingintahuan mereka tentang kemajuan teknologi mendorong mereka untuk mengeksplorasi dan bereksperimen dengan mengintegrasikan alat-alat teknologi baru.
Tantangan penggunaan QRIS
- Rendahnya tingkat literasi keuangan dan teknologi di kalangan anak muda.
Meskipun Generasi Z sangat terlibat dengan teknologi, pengetahuan mereka tentang produk dan layanan keuangan sering kali terbatas. Ini termasuk pemahaman tentang manajemen risiko, diversifikasi investasi, dan prinsip dasar ekonomi lainnya yang penting untuk transaksi keuangan yang aman.
- Potensi terjadinya kejahatan penipuan.
Generasi Z mungkin akrab dengan teknologi, tetapi tidak selalu memahami aspek keamanan yang terkait dengan transaksi digital seperti yang digunakan dalam QRIS. Ini mencakup risiko seperti phishing, scam, dan kebocoran data.
- Tidak meratanya infrastruktur internet di Indonesia
Di beberapa area, mungkin masih ada keterbatasan infrastruktur teknologi yang mendukung penggunaan QRIS secara efektif. Ini termasuk koneksi internet yang tidak stabil dan kurangnya integrasi antara berbagai platform pembayaran.
- Kemudahan penggunaan QRIS dapat mendorong konsumerisme.
Generasi Z, yang tumbuh di era digital dan media sosial, sering kali terpapar pada promosi dan iklan yang mendorong perilaku konsumtif. Tanpa literasi keuangan yang memadai, mereka mungkin membuat keputusan keuangan yang buruk saat menggunakan sistem seperti QRIS untuk pembayaran.
Beberapa cara untuk mengatasi risiko penggunaan QRIS oleh generasi Z di Indonesia adalah:
- Untuk mengatasi rendahnya literasi keuangan dan teknologi di kalangan anak muda, diperlukan dukungan pemerintah untuk memberikan pendidikan dan pelatihan keuangan digital yang mencakup konsep-konsep aplikasi seluler, operasional online, dan keamanan. Hal ini dapat diberikan melalui kurikulum pembelajaran di kelas atau melalui internet secara gratis.
- Untuk mengatasi potensi terjadinya kejahatan penipuan dalam penggunaan QRIS.Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan keamanan kode QR adalah dengan memasukkan elemen dinamis, seperti mengirim kata sandi satu kali (OTP) ke email pengguna, menjamin bahwa hanya penerima yang dituju yang dapat menggunakan kode QR untuk tujuan otentikasi. Dengan menggunakan metode enkripsi, baik simetris maupun asimetris, lapisan keamanan tambahan ditambahkan dengan menyandikan data dalam kode QR, membuatnya tidak dapat diuraikan tanpa kunci dekripsi yang benar, sehingga melindungi informasi sensitif dari akses yang tidak sah. Memanfaatkan infrastruktur basis data yang aman dan andal untuk menyimpan dan mengelola kode QR dan data terkait membantu mencegah akses yang tidak sah dan memastikan bahwa sistem kode QR terus dapat dipercaya dan aman bagi pengguna.
- Untuk mengatasi tidak meratanya infrastruktur internet di Indonesia. Pemerintah fokus pada pengembangan infrastruktur telekomunikasi di daerah pedesaan, dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, mengurangi ketidaksetaraan, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Dengan m gabungkan strategi ini, Indonesia dapat bekerja untuk mencapai akses Internet yang lebih adil dan luas di seluruh negeri.
- Untuk menghindari konsumerisme generasi Z dalam menggunakan QRIS. memberikan edukasi keuangan kepada generasi Z tentang pentingnya mengelola keuangan dengan bijak. Edukasi ini bisa mencakup cara membuat anggaran, pentingnya menabung, dan memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.
Tren penggunaan QRIS bagi generasi Z menandakan pentingnya memahami preferensi dan perilaku Generasi Z dalam industri fintech. Diperlukan suatu kebaharuan yang erat hubungannya dengan teknologi dalam mengadopsi QRIS. Dengan mengimplementasikan langkah-langkah yang disebutkan di atas, risiko penggunaan QRIS oleh generasi Z di Indonesia dapat diminimalisir, sehingga mereka dapat memanfaatkan teknologi pembayaran digital ini dengan lebih aman dan nyaman.
Referensi:
Fernandez, Montoya, Vazquez & Patino. (2023). Digital competency as a key to the financial inclusion of young people in complex scenarios: A focus groups study. Citizenship, Social and Economics Education (Sage Journals), Volume 22, Issue 1, April 2023, Pages 48-62.
Gemiharto & Priyadarshani. (2022). The Challenges of the Digital Divide in the Online Learning Process During the COVID-19 Pandemic in Indonesia. Ilomata International Journal of Management, Vol 3, Issue 1, pp. 17-30.
Gisela, Eliana, Canedo, Marroquín. (2023). Dynamic E-Authentication Attendance System Using QR Code and OTP. DOI: 10.1007/978-981-99-1946-8_29
Mareta & Meiryani. (2023). Determinants of Interest Using QRIS as a Payment Technology for E-Wallet by Z Generation in Indonesia.
Nadinta & Kusumawati. (2023). The Influence of QRIS Payment Customer Satisfaction Towards Customer Loyalty And Continuity. Journal of Consumer Studies and Applied Marketing, Volume 1 Number 1, 2023: 61-66. DOI: 10.58229/jcsam.v1i1.52.
Profile Penulis: Imelda Sari
Imelda Sari, S.I.P., M.E. lahir di Jakarta dan lulus dari Ilmu Pemerintahan UGM pada 1999 serta meraih Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik dari UI pada 2008. Ia pernah bekerja di PT. Hero Supermarket Tbk. dan BUMD di Perkampungan Industri Kecil, Pulo Gadung. Penulis merupakan Dosen tetap Manajemen di FEB, Universitas Bina Sarana Informatika, dan meneliti fokus makro ekonomi, keuangan, dan pasar modal. Penelitiannya telah dipublikasikan dalam jurnal-jurnal Sinta dan ia mendapat pendanaan Kemenristekdikti pada 2020. Imelda telah menulis beberapa buku, termasuk Monograf Manajemen Layanan Publik (2021) dan Retribusi Pedagang Kaki Lima (2023). Ia saat ini sedang menempuh pendidikan doktoral Ilmu Manajemen konsentrasi keuangan di Universitas Negeri Jakarta.