Myanmar Membara dan Fakta Pemicu Kudeta
signaltodays.com–Myanmar membara, Perseteruan antara pemerintahan sipil Anng San Suu Kyi dan militer memanas pasca pemilu November 2020 lalu disinyalir partai Liga Demokrasi Nasional (NDL) melakukan kecurangan pada pemilu tersebut. Pihak lawan semula mengusulkan pemilu ditunda sampai masa pandemic covid 19 mereda di Negara Myanmar. Namun pihak pemerintah yang masih dipimpin Suu Kyi tetap menyenggarakan pemilu di bulan November, sontak tingkat partisipasi rakyak Myanmar tidak maksimal. Berikut fakta terkait kudeta Myanmar kemarin (1/2) yang mencengangkan publik Internasional.
Pemerintah resmi Suu Kyi menjadi sosok yang sangat dikenal di Myanmar meskipun reputasi internasionalnya tercemar akibat kebijakan mendiskriditkan sebagian warganya yakni minoritas Rohingya pada tahun 2017 dengan tindakan militer dan mengakibatkan sebagian besar etnis tersebut mengungsi ke beberapa Negara asia.
Partai NDL yang mengusungnya menang telak dalam pemilu tahun lalu, perolehan suara NDL lebih besar dibanding pemungutan suara tahun 2015 yang membawa Suu Kyi memimpin Myanmar.
Militer Myanmar, yang telah memerintah sebelumnya selama 60 tahun terakhir, mengklaim pemungutan suara itu bermasalah. Mereka mengaku telah menemukan lebih dari 10 juta penipuan pemilih dan menuntut komisi pemilihan yang dikelola pemerintah merilis daftar pemilih untuk pemeriksaan ulang.
Ketegangan meningkat pasca Jenderal Min Aung Hlaing selaku kepala militer dan orang paling kuat di Myanmar memberikan pidato yang memperingatkan bahwa konstitusi negara dapat dicabut jika tidak dihormati.
Pekan lalu, sejumlah tank militer juga dikerahkan di jalan-jalan pusat komersial Yangon, ibu kota Naypyidaw dan di tempat lain, bersamaan dengan protes terhadap hasil pemilu oleh pendukung pro-militer. Massa pendukung militer turun ke jalan menyerukan protes dan kekisruhan terjadi,Suu Kyi pun dikabarkan ditahan oleh pihak militer. ( Ardired)